Suatu ketika dalam sebuah seminar, bertanyalah sang pembicara kepada
semua peserta.. "Siapa di sini yang ingin masuk surga ?",dan seketika
seluruh peserta berseru "SAYA!!!" sambil mengacungkan jari telunjuknya
ke atas.. Kemudian sang pembicara kembali mengajukan sebuah pertanyaan
kepada semua peserta.. "Lalu,siapa yang ingin meninggal ?",tak terlihat
satupun peserta mengacungkan telunjuk nya. Melihat itu,sang
pembicara lalu berkata "Bagaimana kalian bisa ke surga jika kalian tidak meninggal ?".
Sama seperti cerita di atas,terkadang begitulah kita.. menginginkan
kesuksesan,namun tidak mau melewati proses yang "tidak enak" nya. Dan
kalau seperti itu, bagaimana mungkin kita bisa mencapainya?
Semua dari kita pastinya berkata "SAYA INGIN SUKSES"..,namun bagaimana
sih "kriteria" sukses tersebut bagi kita? Apakah cukup dengan mempunyai
rumah yang besar? Puluhan mobil mewah? Keluarga yang harmonis? atau uang
10 Trilyun di tangan kita?,tentunya tidak ada batasan dalam hal
itu.Namun,percayalah "MANUSIA MEMANG TIDAK AKAN PERNAH PUAS".
Setelah punya satu rumah,pastinya kita mulai berpikir untuk punya rumah
yang kedua,ketiga dan seterusnya.. dan hal itu lumrah koq.Namun yang
perlu kita perhatikan adalah "Bagaimana cara kita memandang sebuah
kesuksesan tersebut". Apakah sebatas sudah memiliki sebuah barang yang
lama sekali sudah kita mimpi-mimpikan? atau sebaliknya,kita melihat
proses suka dan duka yang kita lewati ketika mengejar impian tersebut.
Sebenarnya,bekerja bukan hanya berfokus pada hasil akhir
keuangannya,tetapi proses mencari uangnya.Apakah itu menimbulkan dampak
yang positif bagi sekelilingnya,atau sebaliknya?.Bekerja bukan hanya
sebatas masalah uang saja,tapi mempunyai sebuah arti bagi perjalanan
hidup kita.Jika kita melihat sebuah KESUKSESAN dari proses kita
mencapainya,tentunya segala bentuk materi yang kita dapatkan tidak akan
sebanding dengan perubahan jiwa dan mental kita sewaktu melalui
prosesnya.
Proses yang wajib kita lalui untuk mencapai
kesuksesan memang tidak meng-enakkan,mungkin kita harus di hina oleh
orang lain,di kecilkan sama teman,dan sebagainya.. namun sebenarnya
tanpa hal tersebut,jiwa dan mental kita tak akan dapat terbentuk.Yang
terpenting bukanlah "Apa yang telah kita dapatkan", namun "Sudah menjadi
apa kita saat mendapatkan itu".
Sumber: My Official Website

No comments:
Post a Comment